Dokumentasi Musik (Seni Musik Kelas IX/2)
Musik adalah hal yang tidak asing di telinga kita. Hampir setiap hari kita mendengarkan musik melalui berbagai media, seperti radio, YouTube, televisi, Spotify, dan Joox. Segala lapisan usia mempunyai selera musiknya masing-masing. Keindahan musik yang kita dengar tersebut merupakan hasil dokumentasi musik.
Materi
A. Mengenal Dokumentasi Musik
B. Praktik Dokumentasi Musik
A. Mengenal Dokumentasi Musik
1. Sejarah Rekaman Musik
Alat perekam suara pertama, yaitu phonograph penemuan Leon Scott. Phonautograph telah ada sebelum phonograph penemuan Thomas Alpha Edison yang digunakan untuk mempelajari gelombang suara.
Pada tahun 1870-an, Thomas Alpha Edison mendapat ide untuk mencetak pesan telepon di atas kertas berlapis material halus seperti bahan lilin (wax) berbentuk silinder dengan pemutaran rekaman menggunakan alat elektromagnetik yang berbentuk jarum.
Pada tahun 1894, Emir Berliner mengembangkan phonograph menjadi graphophone untuk mencetak suara di atas piringan.
Pada tahun 1898, magnetic recording diperkenalkan oleh Valdemar Poulsen dengan menggunakan telegraphone.
Pada tahun 1932, tape recording mulai dikembangkan di Jerman. Tape recording mulai populer tahun 1950-an.
Pada tahun 1940-an, mulainya eksperimen dengan menggunakan multitrack recording.
Pada tahun 1980-an teknologi digital recording mulai berkembang. Pada tahun 1990-an, budaya rekaman sudah mencapai era yang sangat berubah dari budaya awal.
2. Perkembangan Teknologi Rekaman
a. Rekaman Era Akustik (1899–1925)
Perekaman pada era akustik, semua rekaman suara dilakukan dengan cara mekanis tanpa menggunakan mikrofon. Metode perekaman akustik menggunakan phonautograph.
b. Rekaman Era Elektrik (1925–1945)
Rekaman Era Elektrik pada tahun 1925 memungkinkan penggunaan mikrofon. Rekaman elektrik membuat lebih memungkinkan untuk merekam satu bagian ke disk dan memutarnya kembali sambil memutar bagian lain.
c. Rekaman Era Magnetik (1945–1975)
Perkembangan rekaman selanjutnya memasuki era perekaman magnetik. Rekaman era ini terjadi sekitar tahun 1940-an.
d. Rekaman Era Digital (1975–sekarang)
Pada tahun 1980-an, teknologi digital recording mulai berkembang. Metode perekaman digital diawali dengan kemunculan metode konversi suara akustik menjadi sinyal-sinyal digital.
3. Perkembangan Rekaman Musik di Indonesia
Perkembangan rekaman musik terjadi pada akhir tahun 1950-an hingga memasuki tahun 1960-an. Perkembangan rekaman musik di Indonesia berawal dari dua tempat, yaitu Lokananta di Surakarta dan Irama di Menteng Jakarta. Lokananta berfokus memprodusi lagu-lagu daerah. Sementara Irama berfokus memproduksi lagu-lagu hiburan.
4. Mengenal Proses dan Perlengkapan Perekaman Audio
Berkarya musik di ranah perekaman audio berarti melakukan kegiatan musik menggunakan teknologi komputer, perangkat lunak, teknik suara, dan direksi musik. Proses rekaman dimulai dengan melibatkan musisi, pengarah musik atau pengarah vokal, teknisi suara, dan produser. Dalam melakukan perekaman dilakukan berbagai proses. Proses standar dalam melakukan perekaman audio, antara lain sebagai berikut.
a. Tracking
b. Overdub
c. Editing
d. Mixing
e. Equalizing
f. Sound Effect
g. Mastering
5. Mengenal Perekaman dan Penyuntingan Sederhana
Berbagai aplikasi penyuntingan audio dapat dengan mudah dijumpai di mimbar digital, seperti Play Store. Beberapa aplikasi penyunting audio untuk gawai berbasis android, misalnya AudioLab, Lexis Audio Editor, Wave Pad Audio Editor, Walk Band, dan masih banyak lagi.
Dalam bab ini, kita akan mempelajari salah satu aplikasi, yaitu AudioLab. Pemilihan AudioLab dilandasi beberapa pertimbangan seperti kemudahan akses, antarmuka pengguna (user interface), serta fitur penyuntingan yang cukup lengkap untuk sebuah aplikasi tidak berbayar.
B. Praktik Dokumentasi Musik
1. Melakukan Dokumentasi Musik
a. Perencanaan
Tahap perencanaan adalah bagian penting dari proses produksi. Pada tahap perencanaan, seluruh konsep produksi dimatangkan. Pada tahap ini ada beberapa yang perlu direncanakan, di antaranya berikut ini.
1) Lagu yang akan didokumentasikan.
2) Metode perekaman dilakukan.
3) Orang yang akan terlibatkan dalam rekaman.
4) Mengatur jadwal latihan dan rekaman.
5) Hasil akhir audio yang diharapkan.
b. Produksi
Produksi merupakan keseluruhan proses mendokumentasikan musik. Pada tahap produksi, seluruh ide dan konsep yang dirumuskan dalam tahap perencanaan mulai terlihat.
c. Pascaproduksi
Tahap pascaproduksi meliputi proses penyuntingan hingga pendistribusian. Proses penyuntingan, meliputi mixing dan mastering berkaitan erat dengan aspek musikal, estetika, serta teknis bunyi.
2. Inspirasi Dokumentasi Musik
a. Dramatisasi Puisi
Kalian dapat merekam pembacaan puisi yang dilakukan dalam sebuah pertunjukan atau yang ditampilkan oleh teman. Kemudian, rekam instrumen musik yang sesuai sebagai musik latar pembacaan puisi.
b. Musik Film Pendek
Dokumentasi musik dapat juga untuk mengiringi film pendek. Dalam membuat dokumentasi musik untuk film pendek, kalian dapat menggunakan unduhan film pendek.
c. Merekam Penampilan Teman
Dokumentasi musik juga dapat dilakukan dengan merekam teman saat bernyanyi bersama. Merekam penampilan teman bermain musik akan mengajarkan untuk melakukan proses penyuntingan dengan mempertimbangkan keselarasan bunyi antar instrumen.
d. Mengumpulkan Bunyi
Dokumentasi musik juga dapat dilakukan dengan cara mengumpulkan bunyi. Kalian bebas untuk berkreasi dalam meramu seluruh bunyi yang ditangkap menjadi sebuah dokumentasi yang padu.



Posting Komentar untuk "Dokumentasi Musik (Seni Musik Kelas IX/2)"
Posting Komentar